Gitaris rock zaman kini yang mencari
guru abadi atau sekadar melongok puncak permainan hanya akan menemui satu
orang: Jimi Hendrix. Kepadanyalah, dan dari dia sajalah, segala teknik yang ada
sekarang dirujukkan. Simak pengakuan-pengakuan yang dipublikasikan majalah
Guitar (November 1997): "Dialah hal terbesar yang pernah kulihat,"
kata Stevie Ray Vaughn, . gitaris blues yang tewas dalam kecelakaan helikopter
pada 1990.
"Sependapat, Keith Richards, pemetik gitar The Rolling Stones, menyatakan
bahwa Stevie "memainkan ramuan materi yang sangat menarik". Dan Eric
Clapton, salah seorang gitaris yang pada 1970-an dijuluki dewa gitar, mengakui
dengan Jimi-lah "aku akhirnya merasa bertemu orang lain yang bisa kuajak
bicara dan bermain".
Fenomena itu sebenarnya paradoks dengan kenyataan bahwa Jimi sudah tak ada
lagi. Ia meninggal di Rumah Sakit St. Mary Abbot, London, karena berlebihan
menelan obat bius. Konon, ia sengaja mengakhiri hidupnya sendiri (pesan-pesan
dan pernyataan-pernyataannya sebelum itu, seperti dikutip Q Encyclopedia of
Rock Stars, antara lain, berupa: "Aku sudah mati sejak lama.")
Namun jika memperhatikan benar, Jimi-lah yang "menemukan" hampir
semua kemungkinan eksplorasi bermain gitar. Pada masanya, ketika aksesoris
sound masih sangat terbatas, ia sudah memainkan wah dan distorsi secara
sempurna — yang lalu menjadi fondasi rock "n roll di masa-masa sesudahnya.
Ia bahkan melengkapi diri dengan jurus-jurus akrobatik, misalnya memetik senar
dengan gigi.
Lahir pada 27 November 1942 di Seattle, Amerika Serikat, dengan nama Johnny
Allen Hendrix, Jimi menaruh perhatian pada musik, khususnya gitar, sejak kecil.
Jagoan gitar pada masa-masa itu, seperti B.B. King, Muddy Waters, Buddy Holly,
dan Robert Johnson, menjadi idolanya. Gitar pertama, jenis akustik, diperolehnya
dari ayahnya pada musim panas 1958. Dengan modal itu ia bergabung dengan The
Velvetones. Dan sejak itu jalan hidupnya seperti sudah digariskan.
Dengan The Velvetones Jimi hanya ikutan tiga bulan. Pada musim panas
berikutnya, berbekal gitar listrik baru yang diperolehnya, lagi-lagi, dari
ayahnya, Jimi bergabung dengan The Rocking Kings. Sesudah itu Jimi sempat
mengikuti wajib militer, dan membentuk band di barak, tapi tak lama. Cedera
menyebabkannya diberhentikan dari dinas. Perubahan besar terjadi ketika,
sebagai gitaris pocokan yang sudah kenyang bermain dengan bermacam artis, pada
1966, ia bertemu Chas Chandler, pembetot bas Animals — band yang punya hit The
House of the Rising Sun.
Chas, yang memutuskan keluar dari Animals dan memilih pekerjaan baru sebagai
manajer, membawa Jimi ke Inggris. Di sana Chas mempertemukan Jimi dengan Mitch
Mitchell, dramer, dan Noel Redding, pemain gitar yang diminta membetot bas.
Bersama mereka berdua, Jimi lalu membentuk Jimi Hendrix Experience.
Experience cepat melambung. Single pertamanya, Hey Joe, sempat 10 minggu
ngendon di tangga lagu-lagu Inggris, mencapai posisi tertinggi keenam pada awal
1967. Sukses ini segera disusul album Are You Experience?. Inilah rekaman yang
disebut-sebut sebagai kompilasi baru musik yang sama sekali radikal; album yang
menyuarakan semangat generasi pada masa itu.
Tapi popularitas di negeri sendiri baru diperoleh ketika Jimi berkesempatan
manggung di Monterey International Pop Festival, County Fairground, Monterey,
Kalifornia, pada 1967. Di sinilah Jimi memamerkan aksi teatrikal yang
fenomenal: membakar dan menghancurkan gitarnya.
Bendera karier Jimi terkerek tinggi-tinggi sejak itu. Berturut-turut, dalam
waktu kurang dari setahun, antara 1968-1969, bersama Mitch dan Noel, ia merilis
Axis: Bold as Love dan album ganda Electric Ladyland. Pada album yang disebut
terakhir Jimi, yang akhirnya memiliki studio sendiri, mengerahkan seluruh
kemampuannya sebagai gitaris maupun sebagai operator-sound engineer. Sukses
besar. Tapi korban tak terhindarkan: Experience bubar.
Jimi memang tak lalu ikut tenggelam. Ia bahkan masih sempat meramaikan festival
band yang hingga kini tak terlupakan dalam sejarah musik rock: Woodstock Music
& Art Fair. Waktu itu tahun 1969. Jimi, yang tampil bersama Gypsy Sons
& Rainbows (antara lain diperkuat Mitch), mengantongi bayaran 125 ribu
dolar Amerika Serikat, tertinggi di antara para artis lain.
Sebuah bayaran yang pantas, tapi, rupanya, itulah penampilan akbar terakhir
bagi Jimi. Setahun kemudian ia lebih memilih meninggalkan semuanya,
selama-lamanya. Secara fisik, sih. Soalnya, pengaruh Jimi justru tetap hidup
hingga kini.
sumber:http://renunganharian-cahaya-bangsa.blogspot.co.id/2013/03/biografi-singkat-10-pemain-gitar.html